Selasa, 16 Oktober 2012

Manajemen Operasional


                                           BAB I                                 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sesuai dengan judul Makalah ini yaitu tentang “Sistem Produksi pada Usaha Mikro Mie Wonogiri” ini dibuat untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah “Manajemen Operasional” yang membahas masalah-masalah tentang Sistem Produksi  Mie Wonogiri yakni sejenis Mie Basah yang di Produksi oleh usaha Mikro untuk memenuhi pesanan dari para pedagang mie lainnya seperti pedagang Mie Ayam dan sebagainya.

B.  Tinjauan Pustaka
Makalah yang berjudul “Sistem Produksi pada Usaha Mikro Mie Wonogiri” ini dibuat dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca dan menelaah pustaka serta realita dalam masalah yang dikaji yaitu tentang Sistem Produksi pada usaha mikro yang di jalankan oleh suatu perusahaan.

C.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat berdasarkan sebagai berikut:
·         Bagaimana perkembangan system produksi pada usaha mikro
·         Bagaiman system pengendalian produksinya
·         Bagaimana informasi produksi dalam usaha mikro tersebut serta bagaimana proses manajemen yang di kelola oleh usaha Mikro tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
                                                                           
A.  Perencanaan Sistem Produksi

Mendirikan sebuah usaha bukan merupakan perkara yang mudah. Namun menjaga dan memelihara usaha yang kita dirikan jauh lebih berat daripada mendirikannya. Hal tersebut dikarenakan menyangkut segala macam masalah yang lebih banyak dan lebih rumit serta tantangan yang akan muncul secara silih berganti. Tantangan tersebut tidak hanya muncul dari dalam perusahaan itu sendiri melainkan juga dari luar perusahaan. Untuk mempertahankan kelangsungan usaha yang kita dirikan tersebut segala persoalan dan tantangan yang muncul harus diselesaikan dengan dan sebaik mungkin.
System merupakan suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan system produksi merupakan gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi. Dan beberapa elemen tersebut antara lain adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para karyawan serta standar produksi yang digunakan dalam perusahaan tersebut.

1.     Perencanaan Produk
Perencanaan produk merupakan hal yang utama kita pikirkan atau rencanakan sebelum menentukan rencana-rencana berikutnya, karena tidak mungkin kita dapat membuat atau mendirikan sebuah usaha jika kita tidak mengetahui produk apa yang akan di produksi oleh perusahaan kita.
Perencanaan ini harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin karena mengingat akan pentingnya pemilihan produk yang akan diproduksi atau dikelola untuk dpergunakan dan dijalankan dalam jangka panjang dan berkelanjutan.
Usaha “Mikro Mie Wonogiri” ini merencankan produknya dengan mempertimbangkan dan melihat peluang bisnis yang ada dalam usaha pembuatan mie basah di Kalimantan selatan ini. Karena pengelola usaha ini melihat akan sulitnya menemukan mie basah untuk bahan pembuatan mie, seperti mie ayam dan sebagainya bagi pedagang jajanan mie ayam tersebut. Selain hal tersebut pengelola usaha juga memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya dalam pembuatan mie basah tersebut sehingga tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi usaha yang dikelolanya sendiri tapi juga pedagang-pedagang mie lainnya seperti pedagang mie ayam yang membeli mie basah dari usaha Mikro yang dikelola oleh usaha mikro “Mie Wonogiri” ini.

2.     Perencanaan Lokasi Pabrik
Pabrik atau tempat dimana proses produksi dijalankan ini seharusnya direncanakan dengan sebaik mungkin. Karena kesalahan dalam pemilihan lokasi pabrik atau usaha akan menimbulkan kerugian bagi usaha yang kita kelola. Pemilihan lokasi pabrik harus menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menunjang potensi untuk mendapatkan laba yang lebih besar.
Usaha “Mikro Mie Wonogiri” ini tidak berdasarkan perencanaan lokasi pabrik yang baik, karena hanya memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar rumah tinggal pemilik usaha tersebut, yakni memanfaatkan gudang kosong yang terletak di belakang rumah sebagai tempat pembuat mie tersebut. Akan tetapi lokasi tersebut memudahkan  bagi pemilik usaha karena letaknya yang tidak jauh dari rumah tinggalnya serta mudah dijangkau sehingga tidak memerlukan biaya tambahan lainnya dan juga dilingkungan tersebut banyak terdapat pedangang mie yang memudahkan pemilik usaha dengan mudah memasarkan produk mie yang dikelola oleh usahanya.

1.     Perencanaan Letak Fasilitas Produk
Perencanaan fasilitas produk seperti mesin, bahan baku dan lain-lain merupakan hal yang mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas dalam sebuah usaha baik usaha berskala kecil maupun skala besar. Perencanaan letak fasilitas produk yang teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang baik dan sesuai prosedur akan menunjang tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan proses produksi dalam sebuah usaha yang bersangkutan.
Usaha Mikro “Mie Wonogiri” ini menerapkan perencanaan letak fasilitas produk yang cukup baik, karena penempatannya dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu yang dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan yang tidak diinginkan jika menempatkan fasilitas produk yang asal-asalan dan tidak sesuai dengan prosedur keselamatan kerja.
2.     Perencanaan Lokasi Pabrik
Pabrik atau tempat dimana proses produksi dijalankan ini seharusnya direncanakan dengan sebaik mungkin. Karena kesalahan dalam pemilihan lokasi pabrik atau usaha akan menimbulkan kerugian bagi usaha yang kita kelola. Pemilihan lokasi pabrik harus menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menunjang potensi untuk mendapatkan laba yang lebih besar.
Usaha “Mikro Mie Wonogiri” ini tidak berdasarkan perencanaan lokasi pabrik yang baik, karena hanya memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar rumah tinggal pemilik usaha tersebut, yakni memanfaatkan gudang kosong yang terletak di belakang rumah sebagai tempat pembuat mie tersebut. Akan tetapi lokasi tersebut memudahkan  bagi pemilik usaha karena letaknya yang tidak jauh dari rumah tinggalnya serta mudah dijangkau sehingga tidak memerlukan biaya tambahan lainnya dan juga dilingkungan tersebut banyak terdapat pedangang mie yang memudahkan pemilik usaha dengan mudah memasarkan produk mie yang dikelola oleh usahanya.


3.     Perencanaan Letak Fasilitas Produk
Perencanaan fasilitas produk seperti mesin, bahan baku dan lain-lain merupakan hal yang mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas dalam sebuah usaha baik usaha berskala kecil maupun skala besar. Perencanaan letak fasilitas produk yang teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang baik dan sesuai prosedur akan menunjang tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan proses produksi dalam sebuah usaha yang bersangkutan.
Usaha Mikro “Mie Wonogiri” ini menerapkan perencanaan letak fasilitas produk yang cukup baik, karena penempatannya dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu yang dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan yang tidak diinginkan jika menempatkan fasilitas produk yang asal-asalan dan tidak sesuai dengan prosedur keselamatan kerja.

Dengan fasilitas produk yang dimiliki, usaha ini dapat memproduksi lebih dari 23 kilo mie basah per harinya. Dengan system pengolahan :
  

 
4.     Perencanaan Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan factor yang sangat mempengaruhi dalam mengelola sebuah usaha. Lingkungan kerja yang baik akan menunjang  tingkat produktivitas kerja. Lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan kerja yang dapat menjaga fasilitas, hubungan antar karyawan, karyawan dengan pimpinan, kebersihan keamanan dan lain sebagainya dengan baik sehingga semua aspek yang terlibat dalam lingkungan kerja tersebut merasa nyaman berada dilingkungan itu.
Dalam usaha “Mie Wonogiri’ yang telah berdiri sejak selama enam tahun yang lalu ini di lingkungan tersebut belum pernah ada keluhan dari masyarakat sekitar. Karena selain pemilik usaha pandai bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.  Pemilik usaha itu pun sebelumnya ssudah meminta izin dari ketua RT dan tokoh masyarakat yang ada di sekitar lingkungan tempat pabrik berdiri.
5.     Perencanaan Standar Produksi
Standar produksi ini merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya standarisasi dalam sebuah usaha akan menguntungkan perusahaan tersebu,  karena para karyawan sudah mengetahui standar produk dan mempunyai pegangan yang mereka produksi.
Dalam usaha Mikro “ Mie Wonogiri” ini standar yang di tetapkan oleh pemilik usaha adalah standar yang sedang saja. Standar tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Yaitu seperti karena kurangnya pesaing yang mengelola usaha sejenis, selain itu pemasaran yang tidak terlalu luas pun menjadi salah satu pertimbangan kenapa perusahaan menetapkan standar produksi yang sedang.

B.  Sistem Pengendalian Produksi
Dalam system pengendalian produksi ini ada beberapa hal yang perlu dibicarakan yaitu seperti masalah pengendalian proses produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian tenaga kerja, pengendalian biaya produksi, pengendalian kualitas serta pemeliharaan. Semua hal tersebut sangat mempengaruhi system pengendalian pada sebuah usaha untuk memajukan usaha yang dikelolanya. 

1.     Pengendalian Proses Produksi
Dalam pengendalian proses produksi ini menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dalam sebuah usaha/ perusahaan.
 Dalam usaha Mikro “Mie Wonogiri” ini produk yang diproduksikan adalah jenis Mie Basah yang biasa digunakan oleh pedagang Mie lainnya seperti mie ayam dan lain sebagainya. Usaha ini memproduksi sebanyak 23 kg lebih setiap harinya untuk memenuhi pesanan dari para pelanggannya.
 Proses produksi “mie wonogiri” ini dimulai dengan pengadonan bahan baku kemudian diteruskan dengan mengolah bahan baku dengan menggunakan mesin press dan diakhiri dengan proses akhir yaitu pemotongan adonan mie. Dan semua kegiatan produksi tersebut dilakukan dari pukul 05.00 pagi – 14.00 siang. Akan tetapi jika ada pesanan masuk dari pelanggan maka jam kerja pun akan bertambah sesuai dengan banyaknya pesanan yang masuk.

2.     Pengendalian Bahan Baku

Bahan Baku merupakan unsur yang paling penting dalam proses produksi bagi suatu usaha. Tidak adanya bahan baku dapat menimbulkan terhentinya proses produksi sebuah usaha. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan atau jenis usaha pengendalian bahan baku merupakan hal yang penting agar usaha yang dijalankan tidak terhenti akibat kurangnya persediaan bahan baku.
Dalam usaha Mikro “Mie Wonogiri” ini pemilik usaha terjun langsung dalam pembelian bahan baku. Pembelian bahan baku dilakukan setiap hari atau  dua hari sekali tergantung besarnya jumlah produksi. Dan jika laba yang di dapatkan oleh usaha tersebut cukup besar, maka pemilik usaha melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar untuk persediaan selama satu minggu.
Dan selama usaha pembuatan Mie basah ini berproduksi, tidak pernah mengalami kendala berarti yang diakibatkan oleh kekurangan persedian bahan baku. Hal itu dikarenakan persediaan yang cukup dan system pengendalian bahan baku yang cukup baik dilakukan oleh pemilik usaha agar usaha yang mereka dirikan tetap berjalan walaupun banyak persaingan bisnis yang dihadapi oleh Usaha Mikro Mie Wonogiri ini. 

3.     Pengendalian Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan produksi, dan tenaga kerja langsung yang produktif akan membantu seluruh jalannya kegiatan perusahaan sehingga semua kegiatan usaha itu berjalan dengan baik dan efektif serta akan memberikan keuntungan tambahan bagi usaha itu sendiri.
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi mie wonogiri ini tidak banyak karyawan yang terlibat dalam pengolahan produk mie basah itu. Usaha ini hanya melibatkan Empat orang dalam proses produksinya, yakni pemilik usaha itu sendiri, anak dari pemilik usaha serta di bantu dari dua orang karyawan. Dan jika banyak pesanan yang masuk tidak ada tambahan tenaga kerja yang hanya saja ada tambahan tenaga dari istri pemilik usaha itu sendri. Itu semua dilakukan untuk mengendalikan tenaga kerja agar tidak banyak pengeluran untuk gajih karyawan, karena usaha mie wonogiri ini hanya usaha keluarga. Jadi dalam usaha ini tidak ada system pengendalian tenaga kerja yang baik dari pemilik usaha tersebut.

4.     Pengendalian Biaya Produksi

Biaya merupakan faktor yang sangat penting untuk direncanakan dengan baik karena jika sebuah perusahaan/ usaha salah dalam menentukan harga maka akan berakibat pada kelangsungan usaha mereka tersebut.
Tingginya biaya produksi yang di keluarkan oleh suatu usaha akan mengakibatkan tingginya harga harga pokok penjualan produk tersebut, sehingga akan mempersulit mementukan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan dan tidak terlalu tinggi bagi pelanggan usaha mie basah ini.
Dalam usaha Mie Wonogiri ini pengendalian biaya produksi sangat di pertimbangkan karena mengingat akan pentingnya pengendalian harga tersebut untuk kelangsungan usaha mereka, sehingga para pelanggan setia dari usaha ini tidak berpindah berlangganan kepada usaha-usaha yang memproduksi mie lainnya.
5.     Pengendalian Kualitas

Menjaga kualitas produk sangat penting bagi sebuah usaha untuk meningkatkan atau bahkan mempertahankan kelangsungan sebuah usaha yang mereka dirikan. Jika sebuah usaha/ perusahaan memproduksi produk mereka tanpa mengamati dan mempertahankan kualitas hasil produksi yang menjadi standar dalam usaha mereka, maka akan berakibat pada kelangsungan usaha mereka itu sendiri di masa yang akan dating.
Disamping dengan akan bermunculannya usaha-usaha sejenis yang mungkin menawarkan kualitas produk yang lebih baik. Serta kejelian dan kekritisan para pelanggan dalam menentukan pilihannya untuk menggunakan produk dengan kualitas yang bagus dan harga yang relative bias dijangkau oleh pelanggan itu sendiri.
Dengan beberapa pertimbangan tersebut maka Usaha Mikro Mie Wonogiri ini sangat memperhatikan pengendalian kualitas hasil produksi mie basah mereka, sehingga para pelanggan atau konsumen tidak kecewa dengan hasil produk mereka. Dan itu semua akan mempengaruhi tingkat produktivitas usaha yang mereka kelola dan berpengaruh pula pada kelangsungan usaha mereka di masa yang akan dating
Usaha Mie Wonogiri menetapkan harga yang bisa dijangkau oleh para konsumennya yakni sebesar sepuluh ribu rupiah (Rp. 10.000,-) per/kg mie basah yang mereka produksi. Dan dengan penentuan harga jual produk tersebut pemilik usaha ini dapat mempertahankan usahanya selama Enam tahun tanpa kendala yang sangat mempengaruhi Usaha ini.